31 Desember 2011

Catatan di Penghujung Tahun

Desember 2011


Tanpa terasa sudah tiba lagi kita di hari-hari akhir tahun 2012. Waktu memang semakin cepat berlari. Ada begitu banyak hal yang sudah dialami; baik suka maupun duka, juga masih ada lebih banyak lagi hal-hal yang menjadi impian, yang masih terus diperjuangkan untuk dapat diraih.


Umumnya, menjelang pergantian tahun, kata 'resolusi' menjadi kosakata frekuensi tinggi yang menjadi bahan perbincangan orang-orang. Entah di sekolah, kampus, tempat kerja, tempat nongkrong, atau mungkin bahkan obrolan antar anggota keluarga di rumah. Selain itu juga akan ada saat mengenang segala yang Tuhan izinkan terjadi pada diri kita sepanjang tahun 2011 ini. Entah selanjutnya mengingat untuk mensyukuri atau menyesali, namun biasanya menjelang pergantian tahun, orang akan mengambil waktu untuk melihat sejenak ke belakang segala hal yang sudah dilaluinya.


Pada Sabtu 24 Desember malam, saya menghadiri Ibadah Malam Natal, dimana materi khotbahnya diambil dari Kitab Wahyu 22. Secara umum, kitab Wahyu menjabarkan mengenai akhir zaman. Malam itu pun kurang lebih merupakan peringatan bagi jemaat menjalani hidup di masa-masa akhir ini. Yang membekas di ingatan saya adalah penjabaran mengenai mereka yang gemar berbuat jahat dan tetap tidak memperdulikan ajaranNya, tertulis '...biarlah ia terus berbuat jahat; ... biarlah ia terus cemar.." 
Membuat saya berpikir, jika sang Alfa & Omega saja pada akhirnya mengeluarkan perkataan tersebut, menandakan betapa keras hatinya si pendosa ini, sehingga ia pada akhirnya 'dibiarkan' untuk berbuat jahat. Pada awalnya -seperti biasa yang terjadi sebagai respon pertama orang mendengar firman Tuhan, menujukan firman tersebut pada orang lain tanpa mengkoreksi diri sendiri- saya mengingat seorang ibu yang dalam pikiran saya saat ini sedang tetap berkeras hati untuk tidak melakukan kebaikan, padahal beliau mampu untuk melakukannya. Namun sepanjang sisa malam itu, sampai saat kami melakukan doa malam bersama keluarga, saya memasukkan firman tersebut ke dalam diri saya sendiri.
Apakah saya sudah cukup berbuat baik?
Apakah saya sudah cukup menahan godaan berbuat kejahatan? Bergosip? (hmmm...) Menghakimi orang? (kalau yang ini saya yakin sudah..;p) Mudah kesal pada orang yang tidak sependapat? (ehm...) Merasa pintar? (aaaw...) 
Apakah saya sudah sungguh-sungguh melepaskan segala sakit hati dan mungkin juga dendam yang saya rasakan dan memaafkan dengan setulus-tulusnya pada mereka yang istilahnya telah menzolimi saya?


Berangkat dari itu, tanpa berani menyatakan bahwa saya memiliki resolusi untuk tahun 2012 ini, saya pun memutuskan bahwa saya akan mencoba untuk tetap mencoba lebih kuat lagi, menjadi orang 'baik', yang seturut dengan kehendak Tuhan.
God help me, please...


amin