Copied from email received..
Musim hujan sudah berlangsung selama
dua bulan sehingga di mana-mana pepohonan tampak menjadi hijau.
Seekor ulat menyeruak di antara
daun-daun hijau yang bergoyang-goyang diterpa angin.
"Apa kabar daun hijau!!!"
katanya.
Tersentak daun hijau menoleh ke arah
suara yang datang. "Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kecil dan
kurus, mengapa?" tanya daun
hijau.
"Aku hampir tidak mendapatkan
dedaunan untuk makananku. Bisakah engkau membantuku sobat?" kata ulat kecil.
"Tentu ... tentu ... mendekatlah
ke mari."
Daun hijau berpikir, jika aku
memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap >hijau,
hanya saja aku akan kelihatan belobang-lobang, tapi tak apalah.
Perlahan-lahan ulat menggerakkan
tubuhnya menuju daun hijau. Setelah makan dengan kenyang, ulat berterima kasih
kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat.
Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan
pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya
kini berlobang di sana sini, namun ia bahagia bisa melakukan bagi ulat kecil yang lapar.
Tidak lama berselang ketika musim
panas datang, daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ke
tanah, disapu orang dan dibakar.
Apa yang terlalu berarti di dalam
hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama? Toh akhirnya semua yang ada akan binasa. Daun
hijau yang baik mewakili orang-orang yang masih mempunyai "hati" bagi
sesamanya. Yang tidak menutup mata ketika melihat sesamanya dalam kesulitan.
Yang tidak membelakangi dan seolah-olah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak
minta tolong. Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan
sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri. Merelakan kesenangan dan kepentingan
diri sendiri bagi sesama memang tidak mudah, tetapi indah.
Ketika berkorban, diri kita sendiri
menjadi seperti daun yang berlobang, namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi
hidup kita. Kita akan tetap hijau, Allah akan tetap memberkati dan memelihara
kita.
Bagi "daun hijau",
berkorban merupakan satu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan.
Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia
lakukan. Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya
tinggal sebagai daun hijau. Suatu hari ia akan kering dan jatuh.
Demikianlah hidup kita, hidup ini
hanya sementara kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan
perbuatan-perbuatan baik: kasih, pengorbanan, pengertian, kesetiaan, kesabaran
dan kerendahan hati.
Jadikanlah berkorban itu sebagai
sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi anda. Dalam
banyak hal kita bisa berkorban. Mendahulukan kepentingan sesama, melakukan
sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai dan masih
banyak lagi pengorbanan yang
bisa dilakukan. Jangan lupa bahwa kita pernah menerima pengorbanan yang tiada taranya
dari Yesus hingga kita bisa diselamatkan seperti sekarang ini. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar