27 April 2012

Tourist Cinta


Copied from email received


Jakarta, 13 Feb 2007

Fwd: [psikologi_transformatif]

Jalannya sudah tertatih-tatih, sehingga untuk ini dibutuhkan bantuan korsi
roda, bahkan pandangannya pun sudah kabur, maklum usianya sudah diatas 80
th. Dua th yang lampau ia ditinggal mati oleh suaminya, sehingga ia harus
hidup kesepian seorang diri dengan beban yang tidak mudah, sebab ia harus
mengurus putri kandungnya Betsie yang menderita cacad mental sejak lahir,
disamping itu Betsie juga seringkali mengalami gangguan epilepsi. Pada hari
ulang tahunnya Betsie yang ke 51 pada tgl 2.1.2005 kemarin, penyakit
epilepsinya Betsie kambuh lagi. Sang Ibu merasa tidak berdaya lagi untuk
dapat membantu Betsie, disamping itu ia sendiri sudah merasakan bahwa
usianya tidak akan lama lagi, oleh sebab itulah dalam keadaan bingung dan
takut, ia membunuh Betsie. Ia mendekap wajah Betsie dengan bantal.

Ibu ini membunuh Betsie, karena ia sangat mengasihi putri kesayangannya, ia
tidak mau apabila putrinya harus hidup terlantar dan harus hidup menderita
seorang diri, siapa yang mau mengurus putrinya setelah ia mati nanti? Hal
inilah yang mendorong Ibu tersebut untuk membunuh putri kandungnya yang
sebenarnya sangat ia kasihi. Ibu ini adalah pembunuh wanita tertua di
Belanda. Ini adalah kisah nyata yang terjadi di Belanda. (Sumber koran
Telegraaf 12.2.2005). Apabila Anda jadi hakim vonis apa yang sekiranya akan
Anda jatuhkan kepada Nene tua ini, bebas ataukah hukuman penjara seumur
hidup?

Tiap orang mengekspresikan rasa kasih sayangnya dengan cara yang berbeda,
ada golongan yang disebut sebagai “Tourist Cinta” dimana mereka
mengungkapkan rasa kasih sayangnya hanya setahun sekali saja umpamanya hanya
pada hari Valentine ataupun pada acara hari ulang tahun saja, sedangkan di
hari-hari lainnya, tidak pernah di gubrisnya sama sekali, tidak ada bedanya
seperti juga tembok rumah, padahal seperti yang dinyanyikan oleh Elvis “All
you need is love” – Hanya cinta yang Anda butuhkan. Tanpa adanya cinta
manusia akan layu dan mati, karena gersang.

Kahlil Gibran menyebut dalam syairnya, "Terpujilah cinta yang mampu mengisi
kesepian manusia, dan mengakrabkan hatinya dengan hati manusia lain"

Rasa sayang, benci, rindu, suka, bahagia, iri, cemburu, cinta dan lain-lain
adalah anugerah Sang Pencipta yang mengarahkan manusia untuk mengerjakan
sesuatu. Cinta membuat kita tersenyum dan menangis. Cinta membuat kita lupa.
Lupa waktu, lupa keletihan, lupa kesulitan dan kesengsaraan. Cinta membuat
kita tetap optimis dan produktif. Hal ini bisa dibuktikan oleh orang yang
pernah mengalami jatuh cinta secara edan eling.

Hanya sayangnya walaupun kita sudah tahu betapa besarnya nilai cinta itu,
kebanyakan dari kita sudah tidak memiliki waktu lagi untuk berbagi rasa
kasih. Boro-boro untuk berbagi rasa kasih hanya sekedar untuk mengucapkan
perkataan “I love You” azah udah kagak waktu lagi! Kenapa kita harus begitu
pelit atau malu dengan ungkapan rasa kasih kita, padahal untuk mengungkapkan
rasa kasih itu tidak dibutuhkan kepandaian, tenaga, pengorbanan maupun
biaya, tetapi kenyataannya hal inilah yang paling sukar sekali untuk
diungkapkan. Beda dengan caci maki, hinaan maupun umpatan, dengan mudah kita
mencaci maki orang berjam-jam atau menulis surat yang berisi puluhan
halaman, tetapi untuk mengungkapkan rasa kasih, bisakah Anda menulis lebih
dari satu halaman?

Orang dengan mudah membagikan rasa kasihnya apabila dalam keadaan santai,
sehat dan gembira, tetapi kebalikannya kita butuh dan ingin sekali
mendapatkan rasa kasih sayang, apabila kita dalam keadaan sedih, menderita
ataupun sakit, tidak perlu dengan kata-kata yang berbunga-bunga hanya dengan
sekedar senyuman kecil sekalipun kita sudah akan merasa bahagia. Kagak
percaya tanyalah kepada orang yang pernah menderita dan berbaring dirumah
sakit, ucapan “selamat pagi” dari perawat berikut senyumannya sudah dapat
memberikan hiburan dan rasa gembira dihati kita.

Waktu yang paling sukar untuk memberikan dan mengungkapkan rasa kasih kepada
orang lain, adalah pada saat dimana kita sendiri sedang dalam keadaan sedih
atau sedang dirundung malang, kena musibah, sakit dsb-nya, sebab bagaimana
kita bisa memberikan rasa kasih kepada orang lain, pada saat kita sendiri
sedang dalam keadaan sekarat atau dimana kita sendiri sedang haus dan lapar
akan rasa kasih.

Sang Pencipta mengasihi kita bukan hanya pada saat-saat atau hari-hari
tertentu saja, melainkan 24 jam sehari dan 365 hari dalam setahun, seperti
layaknya seorang Ibu, pada saat bayinya menangis, entah itu pkl 02.00 dini
hari ataupun pkl 14.00 di waktu siang hari, ia akan selalu siap untuk
mendampingi dan memberikan kasihnya untuk sang bayi yang dikasihinya.

Merawatmu di Usia Senja

Robertson McQuilkin mengundurkan diri dari kedudukannya sebagai rektor
diUniversitas Internasional Columbia dengan alasan merawat istrinya Muriel
yang sakit alzheimer yaitu gangguan fungsi otak.Muriel sudah seperti
bayi,tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan untuk makan,mandi dan buang airpun
ia harus dibantu.

Robertson memutuskan untuk merawat istrinya dgn tangannya sendiri,karena
Muriel adalah wanita yg sangat istimewa baginya.

Pernah suatu kali ketika Robertson membersihkan lantai bekas ompol Muriel
dan di luar kesadaran, Muriel malah menyerakkan air seninya sendiri,
sehingga Robertson kehilangan kendali emosinya. Ia menepis tangan Muriel
dan memukul betisnya, guna menghentikannya. Setelah itu Robertson menyesal
dan berkata dalam hatinya, "Apa gunanya saya memukulnya,walaupun tidak
keras, tetapi itu cukup mengejutkannya.

Selama 44 tahun kami menikah,saya belum pernah menyentuhnya karena marah,
namun kini di saat ia sangat membutuhkan saya,saya memperlakukannya
demikian. Ampuni saya, ya Tuhan." Tanpa peduli apakah Muriel mengerti atau
tidak, Robertson meminta maaf atas hal yang telah dilakukannya.

Pada tanggal 14 Februari 1995, hari itu adalah hari istimewa untuk
Robertson dan Muriel, karena pada tanggal itu di tahun 1948, Robertson
melamar Muriel. Pada hari istimewa itu Robertson memandikan Muriel, lalu
menyiapkan makan malam dengan menu kesukaan Muriel.Menjelang tidur ia
mencium dan menggenggam tangan Muriel lalu berdoa, "Tuhan yang baik, Engkau
mengasihi Muriel lebih dari aku mengasihinya, karena itu jagalah kekasih
hatiku ini sepanjang malam dan biarlah ia mendengar nyanyian malaikatMu.
Amin."

Pagi harinya, ketika Robertson berolahraga dengan menggunakan
sepeda  statisnya,Muriel terbangun dari tidurnya. Ia berusaha untuk
mengambil posisi yang nyaman, kemudian melempar senyum manis kepada
Robertson. Untuk pertama kalinya setelah selama berbulan-bulan Muriel tidak
pernah berbicara, memanggil Robertson dengan suara yang lembut dan bening,
"Sayangku ... sayangku ..." Robertson melompat dari sepedanya dan segera
memeluk wanita yang sangat dikasihinya itu. "Sayangku, kau benar2
mencintaiku bukan ?" tanya Muriel. Setelah melihat anggukan dan senyum
diwajah Robertson, Muriel berbisik, "Aku bahagia !" Itulah kata-kata
terakhir yang diucapkan Muriel kepada Robertson.

Memelihara dan membahagiakan orang-orang yang berarti dalam hidup kita
adalah suatu ibadah di hadapan Tuhan. Mengurus suami atau isteri yang sudah
tidak berdaya adalah suatu perbuatan yang mulia. Mengurus ayah/ibu atau
mertua adalah tugas anak ataupun menantu. Mengurus kakek atau nenek yang
sudah renta dan pikun juga adalah tanggung jawab para cucu. Jangan abaikan
mereka yang telah renta, apalagi ketika mereka sudah tidak bisa berbuat
apa2 lagi. Peliharalah mereka dengan kesabaran dan penuh kasih

Source: Unknown (Tidak Diketahui)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar