Copied from email received
Jakarta, 13 Feb 2007
Fwd: [psikologi_transformatif]
Jalannya sudah tertatih-tatih, sehingga untuk ini dibutuhkan
bantuan korsi
roda, bahkan pandangannya pun sudah kabur, maklum usianya sudah
diatas 80
th. Dua th yang lampau ia ditinggal mati oleh suaminya, sehingga
ia harus
hidup kesepian seorang diri dengan beban yang tidak mudah, sebab
ia harus
mengurus putri kandungnya Betsie yang menderita cacad mental
sejak lahir,
disamping itu Betsie juga seringkali mengalami gangguan
epilepsi. Pada hari
ulang tahunnya Betsie yang ke 51 pada tgl 2.1.2005 kemarin,
penyakit
epilepsinya Betsie kambuh lagi. Sang Ibu merasa tidak berdaya
lagi untuk
dapat membantu Betsie, disamping itu ia sendiri sudah merasakan
bahwa
usianya tidak akan lama lagi, oleh sebab itulah dalam keadaan bingung
dan
takut, ia membunuh Betsie. Ia mendekap wajah Betsie dengan
bantal.
Ibu ini membunuh Betsie, karena ia sangat mengasihi putri
kesayangannya, ia
tidak mau apabila putrinya harus hidup terlantar dan harus hidup
menderita
seorang diri, siapa yang mau mengurus putrinya setelah ia mati
nanti? Hal
inilah yang mendorong Ibu tersebut untuk membunuh putri
kandungnya yang
sebenarnya sangat ia kasihi. Ibu ini adalah pembunuh wanita
tertua di
Belanda. Ini adalah kisah nyata yang terjadi di Belanda. (Sumber
koran
Telegraaf 12.2.2005). Apabila Anda jadi hakim vonis apa yang
sekiranya akan
Anda jatuhkan kepada Nene tua ini, bebas ataukah hukuman penjara
seumur
hidup?
Tiap orang mengekspresikan rasa kasih sayangnya dengan cara yang
berbeda,
ada golongan yang disebut sebagai “Tourist Cinta” dimana mereka
mengungkapkan rasa kasih sayangnya hanya setahun sekali saja
umpamanya hanya
pada hari Valentine ataupun pada acara hari ulang tahun saja,
sedangkan di
hari-hari lainnya, tidak pernah di gubrisnya sama sekali, tidak
ada bedanya
seperti juga tembok rumah, padahal seperti yang dinyanyikan oleh
Elvis “All
you need is love” – Hanya cinta yang Anda butuhkan. Tanpa adanya
cinta
manusia akan layu dan mati, karena gersang.
Kahlil Gibran menyebut dalam syairnya, "Terpujilah
cinta yang mampu mengisi
kesepian manusia, dan mengakrabkan hatinya dengan hati
manusia lain"
Rasa sayang, benci, rindu, suka, bahagia, iri, cemburu, cinta
dan lain-lain
adalah anugerah Sang Pencipta yang mengarahkan manusia untuk
mengerjakan
sesuatu. Cinta membuat kita tersenyum dan menangis. Cinta
membuat kita lupa.
Lupa waktu, lupa keletihan, lupa kesulitan dan kesengsaraan.
Cinta membuat
kita tetap optimis dan produktif. Hal ini bisa dibuktikan oleh
orang yang
pernah mengalami jatuh cinta secara edan eling.
Hanya sayangnya walaupun kita sudah tahu betapa besarnya nilai
cinta itu,
kebanyakan dari kita sudah tidak memiliki waktu lagi untuk
berbagi rasa
kasih. Boro-boro untuk berbagi rasa kasih hanya sekedar untuk
mengucapkan
perkataan “I love You” azah udah kagak waktu lagi! Kenapa kita
harus begitu
pelit atau malu dengan ungkapan rasa kasih kita, padahal untuk
mengungkapkan
rasa kasih itu tidak dibutuhkan kepandaian, tenaga, pengorbanan
maupun
biaya, tetapi kenyataannya hal inilah yang paling sukar sekali
untuk
diungkapkan. Beda dengan caci maki, hinaan maupun umpatan,
dengan mudah kita
mencaci maki orang berjam-jam atau menulis surat yang berisi puluhan
halaman, tetapi untuk mengungkapkan rasa kasih, bisakah Anda
menulis lebih
dari satu halaman?
Orang dengan mudah membagikan rasa kasihnya apabila dalam
keadaan santai,
sehat dan gembira, tetapi kebalikannya kita butuh dan ingin
sekali
mendapatkan rasa kasih sayang, apabila kita dalam keadaan sedih,
menderita
ataupun sakit, tidak perlu dengan kata-kata yang berbunga-bunga
hanya dengan
sekedar senyuman kecil sekalipun kita sudah akan merasa bahagia.
Kagak
percaya tanyalah kepada orang yang pernah menderita dan
berbaring dirumah
sakit, ucapan “selamat pagi” dari perawat berikut senyumannya
sudah dapat
memberikan hiburan dan rasa gembira dihati kita.
Waktu yang paling sukar untuk memberikan dan mengungkapkan rasa
kasih kepada
orang lain, adalah pada saat dimana kita sendiri sedang dalam
keadaan sedih
atau sedang dirundung malang, kena musibah, sakit
dsb-nya, sebab bagaimana
kita bisa memberikan rasa kasih kepada orang lain, pada saat
kita sendiri
sedang dalam keadaan sekarat atau dimana kita sendiri sedang
haus dan lapar
akan rasa kasih.
Sang Pencipta mengasihi kita bukan hanya pada saat-saat atau
hari-hari
tertentu saja, melainkan 24 jam sehari dan 365 hari dalam
setahun, seperti
layaknya seorang Ibu, pada saat bayinya menangis, entah itu pkl
02.00 dini
hari ataupun pkl 14.00 di waktu siang hari, ia akan selalu siap
untuk
mendampingi dan memberikan kasihnya untuk sang bayi yang
dikasihinya.
Merawatmu di Usia Senja
Robertson McQuilkin mengundurkan diri dari kedudukannya sebagai
rektor
diUniversitas Internasional Columbia dengan alasan merawat
istrinya Muriel
yang sakit alzheimer yaitu gangguan fungsi otak.Muriel sudah
seperti
bayi,tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan untuk makan,mandi dan
buang airpun
ia harus dibantu.
Robertson memutuskan untuk merawat istrinya dgn tangannya
sendiri,karena
Muriel adalah wanita yg sangat istimewa baginya.
Pernah suatu kali ketika Robertson membersihkan lantai bekas
ompol Muriel
dan di luar kesadaran, Muriel malah menyerakkan air seninya
sendiri,
sehingga Robertson kehilangan kendali emosinya. Ia menepis
tangan Muriel
dan memukul betisnya, guna menghentikannya. Setelah itu
Robertson menyesal
dan berkata dalam hatinya, "Apa gunanya saya
memukulnya,walaupun tidak
keras, tetapi itu cukup mengejutkannya.
Selama 44 tahun kami menikah,saya belum pernah menyentuhnya
karena marah,
namun kini di saat ia sangat membutuhkan saya,saya
memperlakukannya
demikian. Ampuni saya, ya Tuhan." Tanpa peduli apakah
Muriel mengerti atau
tidak, Robertson meminta maaf atas hal yang telah dilakukannya.
Pada tanggal 14 Februari 1995, hari itu adalah hari istimewa untuk
Robertson dan Muriel, karena pada tanggal itu di tahun 1948,
Robertson
melamar Muriel. Pada hari istimewa itu Robertson memandikan
Muriel, lalu
menyiapkan makan malam dengan menu kesukaan Muriel.Menjelang
tidur ia
mencium dan menggenggam tangan Muriel lalu berdoa, "Tuhan
yang baik, Engkau
mengasihi Muriel lebih dari aku mengasihinya, karena itu jagalah
kekasih
hatiku ini sepanjang malam dan biarlah ia mendengar nyanyian
malaikatMu.
Amin."
Pagi harinya, ketika Robertson berolahraga dengan menggunakan
sepeda statisnya,Muriel
terbangun dari tidurnya. Ia berusaha untuk
mengambil posisi yang nyaman, kemudian melempar senyum manis
kepada
Robertson. Untuk pertama kalinya setelah selama berbulan-bulan
Muriel tidak
pernah berbicara, memanggil Robertson dengan suara yang lembut
dan bening,
"Sayangku ... sayangku ..." Robertson melompat dari
sepedanya dan segera
memeluk wanita yang sangat dikasihinya itu. "Sayangku, kau
benar2
mencintaiku bukan ?" tanya Muriel. Setelah melihat anggukan
dan senyum
diwajah Robertson, Muriel berbisik, "Aku bahagia !"
Itulah kata-kata
terakhir yang diucapkan Muriel kepada Robertson.
Memelihara dan membahagiakan orang-orang yang berarti dalam
hidup kita
adalah suatu ibadah di hadapan Tuhan. Mengurus suami atau isteri
yang sudah
tidak berdaya adalah suatu perbuatan yang mulia. Mengurus
ayah/ibu atau
mertua adalah tugas anak ataupun menantu. Mengurus kakek atau
nenek yang
sudah renta dan pikun juga adalah tanggung jawab para cucu.
Jangan abaikan
mereka yang telah renta, apalagi ketika mereka sudah tidak bisa
berbuat
apa2 lagi. Peliharalah mereka dengan kesabaran dan penuh kasih
Source: Unknown (Tidak Diketahui)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar